Postingan

Mengapa Aku Selebay ini?

Sore ini, disudut kamar sempit dan sepi, hanya aku dan secangkir kopi Berteman bayangmu yang tak ingin menepi Iseng, kuambil kertas dan pena menulis tentangmu, Tentang kamu yang biasa kusebut nona Kau adalah Aurora Pesona indah, Mahakarya Sang pencipta Terpancar manja, di hitam bola mata Senyummu itu misteri Aku berimajinasi, hingga terbawa mimpi Bagaimana bisa kamu semanis ini? Mungkinkah kau adalah madu, Atau makhluk yang tercipta dari tebu ? Bukan dari debu Kuseruput kembali kopi yg perlahan kehilangan kehangatan, arkkkkhhh Ampasnya terbawa hingga kerongkongan Aku pun tersadar dari lamunan Wajah cantik indah menawan Perlahan kubaca kembali tulisanku Dengan senyum simpul yang terlukis di bibir, terbesit tanya dalam diri, mengapa aku selebay ini? 😂

Tentang Kamu

Tentang kamu, Sahabat sejati waktu Rupa yang timbul, meninggalkan jejak tanpa ujung untuk ditelusuri, menyisakan genangan tanpa dasar untuk disudahi Adakah sesuatu dalam senyummu Merasuk hingga titik nadir alam bawah sadar, lalu diam dan menetap tanpa berkabar Adakah sesuatu dalam senyummu Menggetarkan kembali rasa yang mulai kaku, oleh kejamnya waktu yang mengusik hal-hal lalu Senyummu picu Imajinasiku bergerak bebas Dalam ruang kata penuh majas Kau adalah jiwa yang memberi makna setiap goresan tinta yang melekuk, memberi rasa dalam setiap rangkaian kata yang terbentuk. (RD)

Menunggu tanpa kepastian, memang melelahkan

Hari ini benar-benar melelahkan, bukan karena banyak hal-hal berat yang saya lakukan, saya hanya duduk diam diatas bangku panjang yang terletak disudut ruangan, namun terasa berat karena saya duduk sambil menunggu. Menunggu itu memang sangat melelahkan, apalagi menunggu tanpa ada kepastian 😂😂. Ini sedikit kisah, ketika hari ini saya datang ke Disdukcapil untuk mengambil Kartu Keluarga(KK) yang sudah diurus sejak 2 tahun lalu. Ya 2 tahun lalu, tepatnya tahun 2017. Pada saat itu saya diberikan sebuah slip registrasi, agar dibawa satu bulan kemudian saat pengambilan KK tersebut. Namun sialnya, slip itu menghilang entah kemana tanpa meninggalkan satupun pesan, mungkinkah ia telah jatuh ke pelukan orang lain? Hahahah, Itu hanya pikiran bodohku saja 😂😂😂. Entah setan apa yang sedang merasukiku, hingga saat ini saya baru sadar untuk mengambil surat penting tersebut. Datanglah saya ke loket pengambilan KK di disdukcapil, "mana slipnya?" tanya petugas, "hilang&quo

Andai, Chairil Anwar adalah Aku

Jemariku perlahan menari Seirama rasa, yg terkurung dalam sanubari Tercurah, tumpah Melalui tinta Diatas secarik kertas, putih tak bernoda Aku bernyanyi lewat kata Dengan bayangmu sebagai nada Sekedar melipur lara, yang tlah lama berduka Hampa Tanpa gaung mencoba menyapa Kala senyum tlah jadi candu Ketiadaannya menyisakan Rindu Tentu saja ini tentang kamu Yang perlahan menyusup, hingga kini separuhku Andai, Chairil Anwar adalah Aku Tlah tercipta sejuta puisi Hanya Tentang kamu dan Rinduku.

Ayah, surat cinta ini untukmu

Gambar
Sore itu, aku sementara duduk menikmati segelas kopi di kos-kosan temanku. Kos temanku ini memang menjadi saksi bisu dari setiap rasa yg kami alami selama menimba ilmu di perguruan tinggi. Kami biasa menyebutnya Base Camp. Beberapa saat terdengar dering dari telepon genggamku, nama yg tak asing sedang menelponku. Ya, Dia Ayahku. Aku mengangkat telepon itu, dan pembicaraan pun dimulai. Seperti biasanya, ia bertanya "bagaimana kabar?" "Aman bapak" jawabku singkat. Lalu sampailah pada suatu momen dimana Ia melancarkan satu serangan padaku lewat pertanyaan "kapan ujian skripsi?". Sama seperti Ayah lainnya yang ingin segera melihat anaknya menggunakan toga, ia pun begitu. "Hahhaa" aku sedikit tertawa dan dengan pikiran nakalku mulai mencari-cari alasan untuk sekaligus Melancarkan serangan balik padanya. "Saya belum punya Jas untuk ujian bapak", serangan balik pun telah kulancarkan sembari berharap ia menjawab "sedikit l

KATA TANPA RASA

Gambar
Ada rasa dalam setiap kata Yang menjadikannya lebih bermakna Aku rindu. Kata itu untukmu Tapi tak lagi berarti Karena rasa tak tersisa lagi Telah kuambil, Kugenangkan dalam tiap bilik hati Kunikmati bersama waktu serta secangkir kopi Sisanya telah kutitip, lewat doa Pada Tuhan, Sang Pencipta. (RD).